Desa Ngoro-Oro adalah salah satu desa yang ada di wilayah Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Secara geografis, Desa Ngoro-Oro terletak diantara 7°51’-7°54 Lintang Selatan dan 110°37’110°39 Bujur Timur. Di mana sebelah Utara Desa Ngoro-Oro berbatasan dengan Kabupaten Bantul Sleman, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Nglanggeran, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Patuk dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa Terbah.
Seringkali desa ini juga disebut sebagai Desa Seribu Menara, karena banyaknya menara pemancar relai televisi di sekitar kawasan ini.
Profil Desa
Perpaduan kearifan lokal masyarakat dan pesona alam menghadirkan pengalaman wisata yang tidak terlupakan
Tentang Kami
Peta Desa Ngoro-oro
Dusun Soka
Sebuah daerah kaya sumber daya alam, menawarkan keindahan alam dengan sumber mata air, hutan beragam tanaman keras, dan kebun buah rambutan dan durian. Tanaman kakao juga berkembang, selain peternakan sapi, kambing, ayam ras, dan ikan air tawar. Sebagai mata pencaharian utama, sebagian warganya menjadi petani, buruh, dan PNS. Dengan 691 jiwa penduduk yang hidup berdampingan dengan alam, Dusun Soka menciptakan lingkungan harmonis dan sejahtera.
Dusun Salaran
Sebuah daerah yang kaya akan sumber daya alam dan kehidupan masyarakat yang beragam. Wilayah ini diberkahi dengan berbagai sumber air dari mata air, belik, sumur bur, hingga PAH (Penampungan Air Hujan), serta sebagian beli. Selain itu, sebagian wilayahnya ditumbuhi oleh hutan yang melingkupi berbagai tanaman keras seperti kayu jati, sengon laut, sono keling, akasia, dan mahoni. Dusun Salaran juga memanjakan lidah dengan keberagaman buah-buahan seperti rambutan dan durian, serta memiliki berbagai tanaman obat keluarga seperti jahe dan kunyit. Di sini, peternakan menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat dengan adanya peternakan sapi, kambing, dan ikan air tawar. Pertanian pun berkembang dengan lahan persawahan dan ladang yang subur. Dusun Salaran juga dikenal sebagai daerah penghasil kakao (coklat). Penduduknya berjumlah 469 jiwa yang terdiri dari 139 kepala keluarga yang beragam mata pencaharian, seperti petani, pegawai swasta, sopir, dan buruh. Semua kekayaan alam dan kehidupan masyarakat yang beragam tersebut menjadikan Dusun Salaran sebagai tempat yang unik dan menarik untuk dijelajahi.
Dusun Jatikuning
Sebuah daerah yang kaya dengan sumber mata air seperti sumber, belik, sumur, PAH, dan sumur bur. Dikelilingi oleh hutan yang sebagian besar dipenuhi tanaman keras seperti kayu jati, sengon laut, sono keling, akasia, dan mahoni, serta ditumbuhi oleh beragam buah-buahan seperti rambutan dan durian. Selain itu, dusun ini juga memiliki berbagai peternakan seperti sapi, kambing, dan ayam ras, serta lahan persawahan dan ladang untuk pertanian. Masyarakatnya memiliki beragam mata pencaharian, termasuk petani, buruh, pedagang, serta pegawai swasta atau PNS. Dengan jumlah penduduk sebanyak 758 jiwa dan terdiri dari 231 kepala keluarga, Dusun Jatikuning merupakan sebuah wilayah yang subur dan hidup dengan keragaman sumber daya dan kegiatan ekonomi.
Dusun Senggotan
Sebuah wilayah yang kaya dengan sumber mata air, yang dapat dialirkan baik menggunakan sistem gravitasi maupun pompa air. Wilayah ini juga menawarkan keindahan alam dengan sebagian hutan yang ditanami pohon keras seperti kayu jati, sengon laut, sono keling, akasia, dan mahoni, serta dikelilingi oleh pohon buah-buahan seperti rambutan dan durian. Selain itu, Dusun Senggotan juga merupakan tempat di mana keluarga-keluarga tumbuh tanaman obat tradisional seperti jahe, kunyit, dan sejenisnya. Masyarakatnya memiliki beragam mata pencaharian, dari menjadi petani dan peternak sapi serta kambing hingga merantau ke luar daerah. Dengan jumlah penduduk sebanyak 291 jiwa yang terdiri dari 95 KK, Dusun Senggotan menawarkan harmoni antara alam dan kehidupan masyarakat yang berkembang di sana.
Dusun Gunung Asem
Sebuah daerah yang kaya akan sumber daya alam dan kehidupan pedesaan yang subur. Dusun ini dianugerahi oleh sumber mata air yang melimpah dari berbagai sumber, dialirkan melalui pompa air dan PAH untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Sebagai daerah yang subur, sebagian wilayahnya ditumbuhi hutan dengan beragam tanaman keras seperti kayu jati, sengon laut, sono keling, akasia, dan mahoni. Selain itu, Dusun Gunungasem juga dikenal dengan keberlimpahan buah-buahan seperti rambutan dan durian, serta berbagai tanaman obat keluarga seperti jahe, kunyit, lengkuas, dan kencur. Gaya hidup petani menjadi ciri khas di sini, dengan peternakan sapi, kambing, dan ayam ras serta pertanian yang mengolah lahan persawahan dan ladang. Mata pencaharian utama penduduknya adalah sebagai petani dan pedagang. Dengan jumlah penduduk sekitar 376 jiwa yang terdiri dari 104 kepala keluarga, Dusun Gunungasem merupakan sebuah tempat yang penuh dengan kearifan lokal dan keramahan masyarakatnya.
Dusun Tawang
Sebuah wilayah yang kaya akan sumber daya alam. Sumber airnya berasal dari belik dan penampungan air hujan, sedangkan sebagian wilayahnya ditutupi oleh hutan dengan tanaman keras seperti kayu jati, sengon laut, sono keling, akasia, dan mahoni. Dusun ini juga menyajikan keanekaragaman buah-buahan seperti rambutan dan durian, serta tanaman obat keluarga seperti jahe, kunyit, lengkuas, dan kencur. Penduduknya sebagian besar merupakan petani yang menggantungkan mata pencaharian pada pertanian dan peternakan, dengan sejumlah peternakan sapi, kambing, dan ayam di sekitar lahan persawahan dan ladang. Dengan jumlah penduduk sekitar 260 jiwa yang terdiri dari 69 KK, Dusun Tawang memiliki pesona alam dan kehidupan yang asri dan beragam.
Dusun Sepat
Sebuah kawasan yang kaya akan sumber daya alam dan kehidupan beragam. Dusun ini memiliki sumber air yang berlimpah, di antaranya berasal dari sumber mata air yang dialirkan menggunakan pompa air dan dari sumur bur. Selain itu, sebagian wilayahnya ditumbuhi oleh hutan yang mengandung tanaman keras seperti kayu jati, sengon laut, sono keling, akasia, dan mahoni. Dusun Sepat juga dikenal dengan keberagaman buah-buahan seperti rambutan, petai, dan manga, serta berbagai tanaman obat keluarga seperti jahe, kunyit, lengkuas, dan kencur. Masyarakatnya memiliki mata pencaharian utama sebagai petani, dengan sebagian kecil menjadi pedagang, dan ada juga keberadaan anggota Polri. Dengan jumlah penduduk sekitar 309 jiwa yang terdiri dari 88 kepala keluarga, Dusun Sepat menawarkan pesona alam dan sumber daya yang beragam bagi penduduk dan pengunjungnya.
Dusun Gembyong
Sebuah daerah yang mempesona, dikelilingi oleh hutan yang subur dengan berbagai jenis tanaman keras seperti kayu jati, sengon laut, sono keling, akasia, dan mahoni. Dengan sumber air dari mata air yang mengalir secara alami tanpa menggunakan pompa air, wilayah ini menjadi subur dan menjadi tempat tumbuh subur bagi tanaman buah seperti rambutan, serta tanaman obat keluarga seperti jahe, kunyit, dan lengkuas. Selain itu, Dusun Gembyong juga memiliki peternakan sapi dan kambing, serta lahan persawahan dan ladang yang memperkaya mata pencaharian mayoritas penduduk sebagai petani. Dengan jumlah penduduk sebanyak 269 jiwa yang terdiri dari 88 kepala keluarga, Dusun Gembyong merupakan tempat yang menggambarkan kehidupan pedesaan yang harmonis dan alami.
Dusun Klegung
Sebuah daerah yang dikelilingi oleh sumber air yang bersumber dari mata air dan sumur, serta dikelilingi sebagian oleh hutan yang menampung tanaman keras seperti kayu jati, sengon laut, sono keling, akasia, mahoni, dan lainnya. Dusun ini juga menawarkan beragam buah-buahan seperti rambutan dan manga, serta berbagai tanaman obat keluarga seperti jahe, kunyit, lengkuas, kencur, dan lainnya. Selain itu, Dusun Klegung juga memiliki peternakan yang menyediakan sapi dan kambing, serta lahan pertanian dan ladang. Mata pencaharian penduduk di sini didominasi oleh petani dan pedagang, bahkan terdapat kehadiran TNI sebagai bagian dari masyarakat yang berjumlah sekitar 242 jiwa yang terdiri dari 80 KK.
Kalurahan Ngoro-oro sudah ada sejak zaman dahulu. Sebelum adanya Kalurahan Ngoro-oro sudah ada daerah yang sudah ditempati para warga yang sudah memiliki peraturan kehidupan bersama. Daerah atau tempat ini disebut kalurahan lama sampai saat ini yang menjadi cikal bakal adanya Kalurahan Ngoro-oro, tetapi saat ini banyak cerita yang berbeda-beda dan semua mempunyai landasan dan kepercayaan masing-masing. Kalurahan Ngoro-oro ini terdiri dari sembilan padukuhan yaitu:
- Padukuhan Tawang
- Padukuhan Sepat
- Padukuhan Gembyong
- Padukuhan Klegung
- Padukuhan Gunungasem
- Padukuhan Salaran
- Padukuhan Senggotan
- Padukuhan Soka
- Padukuhan Jatikuning
Sampai saat ini Kalurahan Ngoro-oro menjadi sembilan padukuhan. Pada saat ini daerah ngoro-oro terdapat banyak tempat yang belum banyak tanaman atau bisa disebut lahan gersang. Ada cerita bahwa kalurahan ini sudah sejak jaman dahulu, banyak yang beranggapan bahwa kalurahan ini sudah ada sejak jaman selesainya pemerintahan Belanda.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa) Ngoro-oro Tahun 2018 – 2024 mengadopsi visi Rencana Kerja Pembangunan Desa Ngoro-oro 2018 yang telah diperbarui, yaitu:
MEWUJUDKAN MASYARAKAT NGORO-ORO YANG MAJU, DAMAI DAN SEJAHTERA.
- Meningkatkan kinerja perangkat sesuai Standar Operasional dan Prosedur
- Menyelenggarakan kegiatan pemerintahan desa secara terbuka dan menyeluruh.
- Memberikan pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat dengan mudah, cepat dan tepat sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
- Meningkatkan sumber daya masyarakat dalam bidang pendidikan dan kesehatan
- Mengangkat potensi lokal pertanian, perkebunan dan peternakan sebagai daya dukung ekonomi masyarakat serta pemerataan pembangunan yang berkeadilan
- Mengangkat seni budaya dan meningkatkan perikehidupan kegamaan
- Mengembangkan dan meningkatkan sektor pariwisata untuk kemakmuran masyarakat
Pemerintah Desa Ngoro-oro dalam menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintan Desa yaitu Kepala Desa sebagai pimpinan, dibantu Perangkat Desa yang terdiri :
- Sekretariat yang dikepalai Sekretaris Desa, yang membawahi :
- Urusan Tata Usaha dan Umum
- Urusan Keuangan
- Urusan Perencanaan
- Pelaksana teknis yang terdiri dari :
- Seksi Pemerintahan
- Seksi Kesejahteraan
- Seksi Pelayanan
- Unsur Wilayah terdiri dari : Dukuh
- Staf Perangkat Desa
Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) terdapat 6 (enam) lembaga yang wajib ada di desa, 5 (lima) lembaga dengan masa jabatan pengurusnya selama 6 (enam) tahun yaitu :
- LPMD
- PKK
- RW
- RT
- LPMP
dan 1 (satu) lembaga masa jabatan pengurusnya 3 (tiga) tahun yaitu Karang Taruna.
Data tingkat kesejahteraan penduduk pada tahun 2018 di Desa
Ngoro-oro adalah sebagai berikut:
No | Padukuhan | Tingkat Kesejahteraan | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Pra PKS | KS I | KS II | KS III | KS III Plus | Jumlah | ||
1 | Tawang | - | 14 | 42 | 12 | 1 | 69 |
2 | Sepat | 2 | 20 | 49 | 15 | 2 | 88 |
3 | Gembyong | - | 26 | 44 | 6 | 2 | 80 |
4 | Klegung | 1 | 27 | 44 | 6 | 2 | 80 |
5 | Gunungasem | 5 | 40 | 5 | 2 | 52 | 104 |
6 | Salaran | 2 | 27 | 99 | 8 | 3 | 139 |
7 | Senggotan | - | 9 | 75 | 8 | 3 | 95 |
8 | Soka | 4 | 46 | 134 | 10 | 5 | 199 |
9 | Jatikuning | 5 | 67 | 143 | 11 | 5 | 231 |
Jumlah | 19 | 276 | 682 | 83 | 25 | 1085 |
Luas Wilayah
1. Luas Desa /Kalurahan : 753 Ha
2. Jumlah Padukuhan : 9 Padukuhan
Batas Wilayah
1. Sebelah Utara : Kabupaten Bantul dan Sleman.
2. Sebelah Selatan : Desa Nglanggeran
3. Sebelah Barat : Desa Patuk
4. Sebelah Timur : Desa Terbah
Orbitasi
1. Jarak ke Ibu Kota Kecamatan terdekat : 7 Km
2. Waktu tempuh ke Ibu Kota Kecamatan terdekat : 10 Menit
3. Jarak ke Ibu Kota Kabupaten : 25 Km
4. Waktu tempuh Ibu Kota Kabupaten : 30 Menit
Jumlah Penduduk
Berdasarkan Jenis Kelamin sampai dengan
Laki-laki = 1.775
Perempuan = 1.886
Sejarah
Desa Ngoro-ngoro
Kalurahan Ngoro-Oro sudah ada sejak zaman dahulu. Sebelum adanya Kalurahan Ngoro-Oro sudah ada daerah yang sudah ditempati para warga yang sudah memiliki peraturan kehidupan bersama. Daerah atau tempat ini disebut kalurahan lama sampai saat ini yang menjadi cikal bakal adanya Kalurahan Ngoro-Oro, tetapi saat ini banyak cerita yang berbeda-beda dan semua mempunyai landasan dan kepercayaan masing-masing.Kalurahan Ngoro-Oro ini terdiri dari sembilan padukuhan yaitu:
- Padukuhan Tawang
- Padukuhan Sepat
- Padukuhan Gembyong
- Padukuhan Klegung
- Padukuhan Gunungasem
- Padukuhan Salaran
- Padukuhan Senggotan
- Padukuhan Soka
- Padukuhan Jatikuning
Pada saat ini daerah ngoro-oro terdapat banyak tempat yang belum banyak tanaman atau bisa disebut lahan gersang. Ada cerita bahwa kalurahan ini sudah sejak jaman dahulu, banyak yang beranggapan bahwa kalurahan ini sudah ada sejak jaman selesainya pemerintahan Belanda.
Kelembagaan
Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) adalah sebuah struktur organisasi yang sangat penting dalam mengelola kehidupan masyarakat di tingkat desa. LKD terdiri dari 6 lembaga yang wajib ada di desa. Kelima lembaga memiliki masa jabatan pengurusnya selama 6 tahun, sedangkan satu lembaga memiliki masa jabatan pengurusnya selama 3 tahun.
1
LPMD
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa
2
PKK
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
3
KT
Karang Taruna
4
LPMP
Lembaga Pemberdeyaan Masyarakat Padukuhan
5
RW dan RT
Rukun Warga dan Rukun Tetangga
Demografi
Luas Wilayah
Batas Wilayah
Orbitasi
Jumlah Penduduk
Luas Wilayah
Luas Wilayah Desa
- Pemukiman         : 159 ha
- Sawah Tadah Hujan  : 253.42 ha
- Ladang/tegalan     : 329.77 ha
- Hutan              : 15.23 ha
- Perikanan          : 0.075 ha
- Tanah kritis/tandus  : 10.25 ha
Batas Wilayah
Orbitasi
- Jarak ke ibu kota kecamatan terdekat      : 7 Km
- Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan :Â 15 Menit
- Jarak ke ibu kota kabupetan              : 25 Km
- Lama jarak tempuh ke ibu kota Kabupaten :Â 1 Jam
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2018
- Kepala Keluarga : 1.775 KK
- Laki-laki        : 1.886 Orang
- Perempuan      : 3.661 Orang